LPPN-RI : 'Disinyalir Ada Permainan Kotor Dalam Pembangunan Stadion Mini Sepak Bola Setiamekar'


KABUPATEN BEKASI, SS - Peresmian Stadion Mini Sepak Bola Setiamekar, di Desa Setiamekar, Kecamatan Tambun Selatan, pada Sabtu (30/10/2021) kemaren mendapat sorotan dan kritikan tajam dari para aktivis penggiat sosial kontrol pengawas kinerja Amtenar berikut penggunaan anggaran negara baik dari LSM maupun Awak Media terkait pembangunan lapangan Sepak Bola yang terlihat keren dan berkelas namun dinilai tidak Transparan dan Accountable di dalam Implementasinya, (31/10/2021).

Hal tersebut dikatakan oleh Aktivis Lembaga Pemantau Penyelenggara Negara Republik Indonesia ( LPPNRI ), Daniel Apollo saat di jumpai Awak Media di Tambun Selatan menegaskan bahwa,"Masyarakat Desa Setia Mekar beserta para undangan yang hadir dalam acara launching lapangan bola jangan terlalu euforia karena terpesona dengan propaganda hijau rumput berskala internasional yang dipromosikan bahwa rumput tersebut lebih hijau dan lebih baik dari rumput tetangga. Sementara masyarakat beserta para undangan yang hadir dalam acara tersebut tidak mengetahui labih detil mana rumput basah dan mana rumput kering serta ada apa di balik rumput hijau nan halus bertaraf internasional itu," tegas Daniel.

Lanjut Daniel, "Berdasarkan investigasi team kami dilapangan sejak awal pembangunan bahwa kami tidak menemukan Papan Proyek kegiatan pembangunan lapangan bola tersebut di lokasi yang menjelaskan tentang nominal anggaran proyek tersebut berasal darimana, berapa nominal anggarannya siapa yang mengerjakan serta berapa lama waktu pengerjaan sehigga kami dapat mengetahui dengan jelas...berapa banyak jumlah uang rakyat yang digunakan untuk pembangunan lapangan bola berumput internasional tersebut di anggarkan.Kami juga telah menanyakan pada para pekerja di lokasi untuk menunjukan Papan Proyek tersebut, namun mereka juga tidak dapat menjawab dengan pasti...mereka hanya bilang "coba tanyakan pada Kadesnya pak..kami hanya pekerja pak"...itu saja jawab mereka berulang-ulang, kamipun telah membaca pada publikasi di beberapa Media Online terpercaya terkait pembangunan tersebut seperti, wartaberitanasional.com, koranrepublik.com, jayakarta-pos.com, harianindonesia.online dimana didalam pemberitaan tersebutpun saat di konfirmasi terkait anggaran pembangunan tersebut, Kades Suryadi tidak dapat memberikan jawaban kongkrit tentang berapa anggaran yang telah di keluarkan maupun kekurangannya untuk proyek pembangunan lapangan bola berumput internasional tersebut  " ungkap Aktivis LPPN-RI.

Menurut Daniel,"Kami mencurigai adanya permainan kotor di pembangunan lapangan sepak bola tersebut terkait tidak adanya keterbukaan Informasi publik didalam penggunaan anggaran. Terkesan ada sesuatu hal yang disembunyikan di balik akar rumput halus bertaraf Internasional tersebut," tukisnya.

Aktifis LPPN-RI, Daniel Apollo

"Ketika kami datang ke Desa kurang lebih tiga kali untuk mengkonfirmasi terkait hal tersebut pada Kades Suryadi, kami kesulitan menjumpainya termasuk ketika kami berkunjung kekediamannya untuk mendapatkan keterangan jelas dari Kades suryadi, sebab kami tanyakan hal tersebut ke staff maupun Sekertaris Desa mereka menjawab.."kalau masalah itu langsung ke lurah aja" kata mereka, sehingga kami sampai saat inipun belum mendapatkan jawaban yang jelas terkait berapa banyak anggaran yang di gunakan untuk pembangunan lapangan bola berumput taraf internasional itu....masa kami harus tanya pada rumput yang bergoyang,"tandas putra pejuang Bekasi.

"Dalam hal ini terlihat Suryadi pandai membawa bola, sehingga para pejabat mudah di kecoh dengan gocekan-gocekan halus dalam memainkan bola untuk menerobos kepekaan pertahanan para pejabat yang terlena akan bau harum rumput internasonal, dimana kemudian melalui tendangan bebas Suryadi mampu mencetak undangan peresmian,"imbuh Daniel dengan tersenyum seraya mengangkat kedua alis matanya turun-naik.

Daniel menegaskan,"Untuk itu kami meminta pada Kades Suryadi agar transparan didalam menggunakan uang negara yang jekas-jelas adalah uang rakyat sesuai dengan UU No.14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP), pasang Papan Proyek sehingga masyarakat dapat mengetahui jelas berapa uang negara yang digunakan untuk itu...masyarakat dan yang hadir dalam acara itu jangan di bodoh-bodohi dan seharusnya, baik wakil Menteri Desa Budi Arie Setiadi, Wakil Gubernur Jawa Barat, UU Ruhzanul Ulum, Plt Bupati Akhmad Marzuki, Ketua DPRD Kab.Bekasi BN Holik, Pengurus Asosiasi PSSI Kabupaten Bekasi dan Camat Tambun Selatan selektif dan cermat sebelum menghadiri acara tersebut serta menayakan lebih jelas apakah pembangunan tersebut sudah transparan atau memang ada hal lain yang disembunyikan...inipun masih tanda kutip ..apakah mereka (Para Pejabat-Red) mengetahui tapi pura-pura tidak tahu atau memang tidak tahu sama sekali sehingga mudah di bodoh-bodohi oleh Kades Suryadi, yang kemudian masuk tendangan dua belas pas...satu nol menang buat Kades Suryadi," pungkas Aktivis LPPN-RI Daniel Apollo.

(Joggie) SS


Komentar